ass ...

ass ...
welcome to my world ...

Rabu, 18 November 2009

Bit

Untuk bit sebagai tanaman, lihat: bit (tanaman)
Bit merujuk pada sebuah digit dalam sistem angka biner (basis 2). Sebagai contoh, angka 1001011 memiliki panjang 7 bit. Digit biner hampir selalu digunakan sebagai satuan terkecil dalam penyimpanan dan komunikasi informasi di dalam teori komputasi dan informasi digital. Teori informasi juga sering menggunakan digit natural, disebut nit atau nat. Sementara, komputasi kuantum menggunakan satuan qubit, sebuah potongan informasi dengan kemungkinan informasi tersebut bernilai benar.

Bit juga digunakan sebagai satuan ukuran, yaitu kapasitas informasi dari sebuah digit biner. Lambang yang digunakan adalah bit, dan kadang-kadang (secara tidak resmi) b (contohnya, modem dengan kecepatan 56 kbps atau 56 kilo bit per second/detik). Satuan ini dikenal juga sebagai shannon, dengan lambang Sh.

Daftar isi [sembunyikan]
1 Digit biner
2 Satuan
3 Singkatan/lambang
4 Lebih dari satu bit
5 Konversi Bit
6 Lihat pula


[sunting] Digit biner
Claude E. Shannon pertama kali menggunakan kata bit dalam sebuah karya ilmiah pada tahun 1948. Ia menjelaskan bahwa kata tersebut berasal dari John W. Tukey, yang pada tanggal 9 Januari 1947 menulis sebuah memo kepada Bell Labs. Di dalam memo tersebut, beliau memendekkan kata "binary digit" (digit biner) menjadi "bit".

Bit bekerja seperti saklar lampu, dalam arti sebuah bit bisa "menyala" atau "mati". Sebuah bit dapat bernilai "satu" atau "nol", "benar" atau "salah". Bit juga dapat memuat informasi untuk membedakan dua hal yang bertentangan satu sama lain. Sebagai contoh, sebuah bit dapat menandakan apakah seseorang adalah "warga negara Indonesia". Bit tersebut bernilai "benar" apabila orang tersebut adalah "warga negara Indonesia", dan bernilai "salah" apabila tidak.

[sunting] Satuan
Bit, sebagai sebuah satuan, adalah jumlah informasi yang dapat dibawa oleh dua pilihan yang mempunyai kemungkinan yang sama. Bit melambangkan kapasitas dari sebuah digit biner. Satu bit sama dengan 0.693 nat (ln(2)), atau 0.301 hartley (log10(2)).

Bit lebih menekankan pada penyimpanan data sebagai digit biner, dan biasa digunakan ketika membicarakan tentang kapasitas data. Shannon, walaupun mempunyai arti yang sama dengan bit, lebih mekekankan pada jumlah informasi yang dikandung.

[sunting] Singkatan/lambang
Sampai saat ini, belum ada persetujuan atas lambang resmi yang dapat digunakan untuk bit dan byte. Patokan yang sering dikutip, IEC 60027 oleh International Electrotechnical Commission, menetapkan bahwa "bit" adalah lambang untuk satuan bit, sebagai contoh "kbit" untuk merujuk pada kilobit. Akan tetapi, patokan tersebut tidak menetapkan lambang apa yang dapat digunakan untuk byte.

Patokan lain yang juga sering dikutip, IEEE 1541 oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers menetapkan "b" sebagai lambang untuk bit, dan "B" untuk byte. Konvensi ini banyak dipakai dalam ilmu komputer, tetapi belum diterima secara internasional, karena beberapa halangan berikut:

kedua simbol ini sudah dipakai untuk satuan lain: "b" untuk barn dan "B" untuk bel;
"bit" adalah singkatan dari "binary digit", jadi tidak ada alasan untuk menyingkatnya lagi;
biasanya lambang untuk sebuah satuan hanya menggunakan huruf besar jika satuan tersebut dinamakan untuk menghormati seseorang;
istilah byte tidak digunakan di negara-negara berbahasa Perancis, negara-negara ini menggunakan istilah octet (lambang: "o"), sehingga sulit untuk membuat persetujuan secara internasional;
Satuan bel jarang digunakan sendirian, karena biasanya bel digunakan dalah bentuk decibel, atau "dB". Jadi, kemungkinan konflik antara "B" untuk byte dan bel sangatlah rendah, walaupun kedua satuan ini sering digunakan dalam satu bidang, sebagai contoh dalam telekomunikasi.

[sunting] Lebih dari satu bit
Byte adalah sebuah kumpulan bit. Saat pertama kali digunakan, byte mempunya panjang yang tidak tetap. Sekarang, byte umumnya mempunyai panjang sebesar delapan bit. Byte yang mempunyai panjang delapan bit juga dikenal sebagai octet. Sebuah byte bisa mempunyai 256 nilai yang berbeda (28 nilai, 0–255). Nilai sebesar empat bit disebut juga nibble, dan bisa mempunyai 16 nilai yang berbeda (24 nilai, 0–15).

"Word" adalah sebuah istilah untuk kumpulan bit yang lebih besar. Tetapi, jumlah bit yang digunakan dalam sebuah word juga tidak tetap. Besar sebuah word ditetapkan oleh besarnya register dalam CPU komputer. Dalam arsitektur IA-32, sebuah "word" mempunyai besar 16 bit, dan double word atau dword mempunyai besar 32 bit. Dalam arsitektur lainnya, word mempunyai besar 8, 32, 64, 80 bit dan lain-lain.

Istilah untuk jumlah bit yang lebih besar dapat dibentuk dengan menggunakan imbuhan yang standar, sebagai contoh kilobit (kbit, Kb, atau ribu bit), megabit (Mbit, Mb, atau juta bit), gigabit (Gbit, Gb, atau milyar bit), dan terabit (Tbit, Tb, atau trilyun bit). Kerancuan masih sering terjadi dalam penggunaan satuan-satuan ini dan singkatannya.

Beberapa instruksi komputer (seperti xor) bekerja dengan memanipulasi bit secara langsung.

Kecepatan transfer data dalam telekomunikasi atau jaringan komputer biasanya menggunakan istilah bit per detik (bit per second atau bps), dan dalam satuan yang lebih modern digunakan satuan kilobit per detik (kilobit per second atau kbps), contohnya koneksi internet (TelkomNet Instan = 56 Kbps, dan Speedy = 384 Kbps), dan yang lebih canggih lagi adalah megabit per detik (megabit per second atau Mbps), koneksi berkecepatan ini misalnya koneksi LAN (kecepatan 10 Mbps/100 Mbps).

[sunting] Konversi Bit
1 byte = 8 bit
1 kilobyte = 1.024 byte
1 megabyte = 1.024 kilobyte
1 gigabyte = 1.024 megabyte
1 terabyte = 1.024 gigabyte
1 exabyte = 1.024 terabyte
Sesungguhnya, satuan bit itu bukan per seribu, namun tepatnya per seribu dua puluh empat (1024). Untuk pembulatan, biasa digunakan 1000.

Byte

bita (Bahasa Inggris: byte) adalah istilah yang biasa dipergunakan sebagai satuan dari penyimpanan data dalam komputer. Satu bita terdiri dari delapan bit.

Huruf B digunakan dalam singkatan kepada byte. (bit menggunakan singkatan b.) seperti kB = kilobita. Cakram keras (hard disk) berkapasitas 40GB secara mudahnya bermaksud cakram keras tersebut mampu menyimpan hingga 40 ribu juta (milyar) bita atau gigabita data.

[sunting] Terabita
Terabita (berasal dari awalan tera- dan biasanya disingkat TB) digunakan sebagai satuan untuk sebagai unit informasi atau penyimpanan komputer. Definisi nilai dari terabita berdasarkan pada desimal (radix/basis 10) adalah 1.000.000.000.000 (1 triliun) bita atau 1.000 gigabita

Angka bita dalam 1 terabita kadang-kadang dinyatakan mendekati 1,0995 × 1012. Perbedaan ini muncul karena adanya konflik yang lama diantara penggunaan sistem biner pada komputer, atau penggunaan Sistem SI yang digunakan secara luas di dalam dan di luar industri komputer. Beberapa badan standardisasi seperti IEC, IEEE dan ISO merekomendasikan untuk menggunakan istilah alternatif yaitu tebibita (TiB) untuk mengenali satuan tradisional 1.0244 bita, atau 1.024 gibibita, yang akan mengarah pada definisi berikut:

Menurut penggunaan standar SI, 1 terabita (TB) adalah 1.000.000.000.000 bita = 1.0004 atau 1012 bita.
Menurut biner aritmatika, 1 terabita adalah 1.099.511.627.776 bita = 1.0244 atau 240 bita. Ambiguitas ini bisa dihindari dengan penggunaan istilah "tebibita" ketika kita menggunakan definisi menurut biner.
Sebagian besar perangkat penyimpanan komputer saat ini menggunakan nilai Standar SI, tetapi ada beberapa sistem operasi perangkat lunak yang menggunakan nilai biner.

[sunting] Petabita
Satu petabita berasal dari Satuan SI digunakan sebagai unit informasi atau penyimpanan komputer yang sama dengan 1.000 terabita, biasanya disingkat PB. Angka eksak dari petabita adalah:

1,000,000,000,000,000 bita — 10005, atau 1015, atau
1,125,899,906,842,624 bita — 10245, atau 250.

Server maintenance

There are a few maintenance tasks that you should follow with your Frontier/Manila server.

Compacting root files

As a Frontier object database file, Frontier.root, gets older, freed disk blocks are added to an internal list called the "avail list." As this list gets long, disk-based operations can slow down significantly.

You can periodically freshen your database with the Save A Copy command in the File Menu on a regular basis or when you notice a guest database is quite large (a few hundred MB).

First, shut down the Web server by choosing Web->Web Server->Stop while you compact the root files.

Make sure Frontier.root is the front most window by choosing Window->Frontier.root.

Then choose File->Save A Copy and save Frontier.fresh.root to the Frontier folder. Take a short break. When it's finished, quit Frontier, move Frontier.root to a safe place as a backup. Rename Frontier.fresh.root to Frontier.root. Relaunch Frontier and turn the Web server back on. Things should run faster now.

You can delete the original Frontier.root. The new one contains all the information in the old one. But if you have the drive space, you can just keep the compacted root as a backup.

To compact other root files in the Guest Databases folder, like the config.root file in the apps sub-folder. Follow the same instructions as compacting the Frontier.root file, but first choose Window->config.root.

Other common files that you should compact are aggregatorData.root in the /ops/datafiles/ folder, members.root and discuss.root in the /ops/ folder and any manilaWebsites.root files in the /www/ folder.

Tip

You can use this sample script to compact all open root files in the Guest Databases folder and save them to a sub-folder of the Frontier folder called "Saved Databases". Remember to turn off the Web server when compacting the root files.

You can then exit Frontier and replace the root files in the Guest Databases folders with the compacted root files. It also might be a good idea to make a backup of the existing Guest Databases folder before copying over the compacted root files.

If you want to get an idea of the condition of your object database, enter window.dbStats () into the Quick Script window. A report appears in a separate window. The third line in the stats window tells you how many nodes are on the avail list. The fewer the better.

Save A Copy will also compact the file, squeezing out all the unused space between disk blocks. The resulting file will be smaller than the original file.

Log and backup files

It's recommended that you leave enough free drive space on the drive Frontier is installed.

If you have enabled any of the logging and statistics or nightly backup of guest databases on your server and you have limited hard drive space where Frontier is installed, you may need to delete or move these files periodically.

Log files are by default saved to the Guest Databases\ops\logs folder. And backup of guest databases are saved to Guest Databases\ops\backups.

Backups

You should make periodic backups of your Frontier folder to save your server and Manila site data to another machine or other media. If you want to backup the entire Frontier folder, turn off the Frontier while you copy the contents of the folder.

If you have enabled the option to backup your guest databases nightly in the Frontier Admin site, Frontier will backup the databases in the Guest Databases folder (except for the Data Files sub-folder) to the Guest Databases\ops\backups folder. You can leave Frontier running, while backing up the contents of this folder.

You can also enable the Manila site level backup from the site-level administrative pages, which provides another layer of backups that saves the contents of a Manila site to a different folder. It exports the contents of the Manila site table to individual files for each object in the table. You can either have this happen nightly or just on a one-time basis.

Flipping the Manila Sites Database

Covered in the User's Guide, you should flip the Manila site database file periodically so your sites have room to grow (adding new stories, pictures etc.) before the file reaches the 2GB database size limit.

Selasa, 17 November 2009

Cara membuat HTML

Ini merupakan artikel pertama yang saya tulis di website saya ini. Karena diwebsite ini saya akan membagi-bagikan ilmu apa aja tentang pembuatan website, maka kita pelajari biangnya dulu, dasar dari semua dasar pembuatan website yaitu HTML.

HTML (Hypertext Markup Language) merupakan bahasa yang digunakan untuk membuat website. Menggunakan tag untuk mendeklarasikan sesuatu dan tag tersebut tidak ditampilkan tetapi tag tersebut memberi tahu browser bagaimana cara menampilkan dokumen website. Serta dapat saling berhubungan dengan dokumen HTML lain yang dikenal dengan istilah link.

Suatu halaman website sebenarnya hanya sebuah halaman teks, jika anda menggunakan browser internet explorer dan anda mengklik view – source, maka anda dapat melihat teks dari web tersebut. Tetapi teks tersebut diterjemahkan oleh browser menjadi halaman website yang enak dilihat. Teks merupakan bahasa universal bagi komputer, yang berarti setiap dokumen teks (termasuk website) yang anda buat melalui Windows dapat dibaca di sistem perasi lain seperti Mac OS, Linux, Unix dan lainnya.

HTML dan hal-hal yang berkaitan dengan website distandarisasi oleh sebuah badan yang disebut World Wide Web Consortium (W3C). Standard terbaru, konsep dan proposal mengenai starndarisasi web dapat dilihat di http://www.w3.org. Standar untuk HTML terbaru adalah HTML 4.0 yang telah didukung oleh bermacam-macam browser seperti Microsoft Internet Explorer, Netscape Navigator, Opera, Mozilla, Safari dan masih banyak lagi. Browser menterjemahkan tag yang terdapat pada dokumen HTML. Kita akan segera membicarakan mengenai tag.

Suatu halaman web merupakan file teks yang berarti anda dapat membuatnya hanya dengan menggunakan notepad saja. Bahkan jika anda masih pertama kali mempelajari HTML, notepad merupakan alat yang tepat. Saya menyarankan untuk menggunakan editplus karena menurut saya enak aja dipakainya, tetapi anda bebas menggunakan teks editor lain.

Jika anda baru pertama kali mengenal HTML, hindari Program WYSIWIG (What You See Is What You Get) seperti Dreamweaver atau Frontpage/Web Expression. Program-program ini memang memudahkan anda membuat website tetapi anda akan kurang memahami HTML, gunakan Frontpage atau Dreamweaver apabila anda sudah paham mengenai HTML.

Sekarang buka saja notepad anda dan kita mulai.
Kode HTML pertama

Buka notepad dan tuliskan kode dibawah ini

Hello World

Simpan file tersebut dengan nama hello.html didalam suatu folder (misal c:\webku) dan buka file HTML tersebut dengan browser kesukaan anda. Hasilnya seperti ini:

Hello World!!

Oke jadi apa yang dimaksud oleh “<” dan “>”, ketika anda menuliskan sesuatu diantara tanda “<” dan “>” maka anda membuat sesuatu yang disebut dengan tag, kalau anda lihat dikamus bahasa inggris tag artinya tanda/label. Sebagai contoh tag maksudnya untuk memulai huruf tebal (bold) dan tag merupakan tag penutup untuk menghentikan huruf tebal.

Sebuah halaman HTML yang baik harus memiliki tag dan , tapi kita akan membicarakan masalah ini belakangan. Yang penting sekarang pahami dulu mengenai tag HTML. Sekarang akan kita pelajari lebih jauh mengenai tag HTML.

Tag HTML dibagi menjadi dua, yaitu tag HTML yang memiliki penutup (containers) atau yang berdiri sendiri (standalone).
Containers

Kebanyakan tag HTML adalah containers (kita sebut containers saja sebab sulit mencari terjemahannya dalam bahasa Indonesia) yang berarti tag tersebut memiliki pembuka (batas awal) dan penutup (batas akhir). Teks yang berada diantara tag pembuka dan penutup akan berubah sesuai dengan fungsi dari tag tersebut. Perhatikan contoh berikut:

Hello World!!

Hasil:

Hello World!!

Tag berguna untuk memiringkan teks (italic) tag memiliki penutup yaitu . Tag penutup selalu ditandai dengan “/”. Contoh diatas terdapat teks World!! diantara tag pembuka dan tag penutup sehingga menghasilkan tulisan World!! yang miring. Tag pembuka memiliki atribut tetapi tag penutup tidak memiliki atribut.

Standalone Tag

Beberapa tag tidak memerlukan penutup sebab tag tersebut hanya berfungsi untuk menempatkan sebuah elemen pada halaman web. Sebagai contoh tag yang merupakan tag untuk memasang sebuah gambar didalam halaman web. Tag lain yang tidak memiliki penutup adalah
yang berguna untuk memberi jarak antar teks dan tag
untuk memberi garis. Tag HTML cukup banyak jumlahnya, anda dapat mencarinya dibuku-buku atau mencarinya melalui google untuk mengetahui apa saja jenis tag HTML. Tapi saya akan beritahu yangpenting-penting saja.

Atribut

Atribut dipasang didalam tag pembuka untuk menambahkan fungsi dari tag tersebut. Setiap tag memiliki beberapa atribut dan dipasang sesudah nama tag dibatasi oleh spasi. Urutan atribut tidak perlu diperhatikan. Kebanyakan atribut memiliki nilai yang dipanggil dengan menggunakan tanda “=” sesudah nama atribut. Bingung? coba kode berikut ini dijamin anda mengerti:

Hello World!!

Hasilnya:

Hello World!!

Tulisan World!! terletak ditengah tag nah tag memiliki atribut face, size dan color yang dapat anda ubah nilainya. Cobalah untuk mengubah ukuran (size) menjadi 3 atau jenis fontnya ubahlah dari verdana menjadi arial. Kira-kira seperti itu kegunaan atribut. Bagaimana? lanjut?

HTML Entity

Jika anda ingin menuliskan karakter khusus dalam web, maka anda perlu menulisnya menggunakan kode khusus. Kode khusus ini dikenal dengan istilah HTML entity. Sebagai contoh anda ingin menulis seperti ini:

Saya belajar web

Anda lihat ada jarak spasi antara belajar dan web. Anda tidak bisa membuat spasi dengan menekan tombol space bar berkali-kali. Meskipun pada kode HTML hasilnya terdapat jarak namun browser hanya membacanya sekali, jadi sebanyak apapun space bar yang tekan browser hanya membacanya satu spasi. Lalu bagaimana caranya? Spasi dalam HTML memiliki kode HTML entity yaitu jadi untuk membuat seperti contoh diatas anda perlu menulisnya seperti ini:

Saya belajar web

HTML entity selalu diawali dengan “&” dan diakhiri dengan “;” ada banyak sekali HTML entity anda dapat mencarinya, dan lagi-lagi saya akan menyuruh anda mencarinya sendiri melalui google.

Struktur Dokumen HTML

Tadi sudah saya katakan bahwa HTML yang baik memiliki tag dan . mendefiniskan bagian header dari dokumen HTML yang berisi informasi mengenai dokumen HTML tersebut. Tag tidak memiliki atribut tetapi memiliki container khusus didalam header seperti , , dan

ciri-ciri komputer terkena virus????????????????

Apa si tanda-tandanya kalo komputer kita terjangkit Virus, Oke sekarang kita coba cek beberapa ciri/tanda-tanda kalo komputer kita terkena virus

1. Komputer kita akan berjalan lebih lambat dari biasanya, dan hal ini berlangsung secara konsisten. Makin hari makin lemot aja komputer kita.
2. Komputer tiba-tiba berhenti atau tidak merespon yang dalam bahasa sunda dikenal dengan istilang Nge-Heng Gt loh. dan hal ini terjadi sering sekali. kalo cuma 1 ampe 2 x si biasanya kipas procesor nyangkut.
3. Komputer tiba-tiba restart atau crash dan sering muncul tulisan “Don’t Send” dan hal ini terjadi beberapa menit sekali, dan yang paling parah adalah komputer tidak bisa masuk kedalam windows lagi.
4. Apabila tanda-tanda itu muncul segeralah periksakan kedokter ingat virus terjadi bukan karena ada niat pelakunya tapi karena ada kesepatan,So Waspadalah-Waspadalah ” Pesan Bang Napi” Hehehehe

Hal tersebut di atas merupakan gejala umum bahwa suatu komputer terinfeksi oleh virus komputer, tetapi itu bisa juga terjadi akibat dari gangguan pada hardware atau juga software. Solusi utamanya ialah dengan melakukan instalasi antivirus yang selalu Up To Date, maksudnya adalah antivirus yang bisa diupdate. jadi antivirus yang bagus bukan lah kata pakar atau ahli, tapi antivirus yang bagus adalah antivirus yang gratisan tapi bisa diupdate juga donk tentunya. hehehee. Karena kebanyakan masyarakat Indonesia ini gak punya banyak uang untuk membeli software original kalo bukan kepaksa-kepaksa amat. kaya warnet.

Jadi pada Intinya tulisa diatas cuma pengen kasi tau aja gejala-gejala kalo komputer anda kena virus. nah untuk yang dibawah nya adalah postingan tentang virus-virus bandel yang uda pernah saya atasin selama saya jadi Teknisi Komputer. Semoga bisa memberikan Solusi bagi para Teman-teman Netter semua.

Semoga Kita semua bisa belajar bersama-sama memberantas virus yg menjengkelkan. kalo ada Masalah atau Better Solution mohon Give Me A Comment OK Tq

Diposting oleh Junyan

Kamis, 12 November 2009

Wireless

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Daftar isi [sembunyikan]
1 Spesifikasi
2 Wi-fi Hardware
3 Mode Akses Koneksi Wi-fi
3.1 Ad-Hoc
3.2 Infrastruktur
4 Sistem Keamanan Wi-fi
5 Popularitas Wi-fi


[sunting] Spesifikasi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:

802.11a
802.11b
802.11g
802.11n
Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Spesifikasi Wi-Fi Spesifikasi Kecepatan Frekuensi
Band Cocok
dengan
802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s 5 GHz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:

Channel 1 - 2,412 MHz;
Channel 2 - 2,417 MHz;
Channel 3 - 2,422 MHz;
Channel 4 - 2,427 MHz;
Channel 5 - 2,432 MHz;
Channel 6 - 2,437 MHz;
Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz;
Channel 9 - 2,452 MHz;
Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).

Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.

Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.

Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002 (www.analysys.com).

[sunting] Wi-fi Hardware

Wi-fi dalam bentuk PCIHardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa :

PCI
USB
PCMCIA
Compact Flash

Wi-fi dalam bentuk USB[sunting] Mode Akses Koneksi Wi-fi
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu

[sunting] Ad-Hoc
Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point

[sunting] Infrastruktur
Menggunakan Access Point yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan (Network).

[sunting] Sistem Keamanan Wi-fi
Terdapat beberapa jenis pengaturan keamanan jaringan Wi-fi, antara lain:

WPA Pre-Shared Key
WPA RADIUS
WPA2 Pre-Shared Key Mixed
WPA2 RADIUS Mixed
RADIUS
WEP
[sunting] Popularitas Wi-fi
Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal yang asing.

Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbucks dan La Moda Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Coffee Bean di Cilandak Town Square-- dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas.

Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).

Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu mendukung pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu (card) berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik, mulai dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.

Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5 GHz-- yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas, 5/2/2004).

Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas.

Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya.

Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya-- pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).

Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.

Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM maupun dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.

Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas menetapkan persyaratan administrasi dan aturan hukum yang terkait dengan keharusan pembatasan daya.

Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin timbul dari penggunaan kedua jalur frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara lalu menetapkan regulasi yang membatasi daya pancar perangkat yang digunakan.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi"

Selasa, 10 November 2009

Wireless

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

Daftar isi [sembunyikan]
1 Spesifikasi
2 Wi-fi Hardware
3 Mode Akses Koneksi Wi-fi
3.1 Ad-Hoc
3.2 Infrastruktur
4 Sistem Keamanan Wi-fi
5 Popularitas Wi-fi


[sunting] Spesifikasi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu:

802.11a
802.11b
802.11g
802.11n
Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.

Spesifikasi Wi-Fi Spesifikasi Kecepatan Frekuensi
Band Cocok
dengan
802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s 5 GHz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya lebih sempit, lainnya sama.

Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:

Channel 1 - 2,412 MHz;
Channel 2 - 2,417 MHz;
Channel 3 - 2,422 MHz;
Channel 4 - 2,427 MHz;
Channel 5 - 2,432 MHz;
Channel 6 - 2,437 MHz;
Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz;
Channel 9 - 2,452 MHz;
Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.

Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) berdasarkan standar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16. Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).

Karena perangkat dengan standar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.

Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.

Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat.

Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara Asia.

Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002 (www.analysys.com).

[sunting] Wi-fi Hardware

Wi-fi dalam bentuk PCIHardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa :

PCI
USB
PCMCIA
Compact Flash

Wi-fi dalam bentuk USB[sunting] Mode Akses Koneksi Wi-fi
Ada 2 mode akses koneksi Wi-fi, yaitu

[sunting] Ad-Hoc
Mode koneksi ini adalah mode dimana beberapa komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli access point

[sunting] Infrastruktur
Menggunakan Access Point yang berfungsi sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan (Network).

[sunting] Sistem Keamanan Wi-fi
Terdapat beberapa jenis pengaturan keamanan jaringan Wi-fi, antara lain:

WPA Pre-Shared Key
WPA RADIUS
WPA2 Pre-Shared Key Mixed
WPA2 RADIUS Mixed
RADIUS
WEP
[sunting] Popularitas Wi-fi
Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan hal yang asing.

Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbucks dan La Moda Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Coffee Bean di Cilandak Town Square-- dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas.

Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).

Beberapa waktu lalu, standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu mendukung pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu (card) berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik, mulai dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.

Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5 GHz-- yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas, 5/2/2004).

Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang seragam dan terbatas.

Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem telekomunikasi lainnya.

Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya-- pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).

Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.

Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM maupun dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.

Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas menetapkan persyaratan administrasi dan aturan hukum yang terkait dengan keharusan pembatasan daya.

Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin timbul dari penggunaan kedua jalur frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara lalu menetapkan regulasi yang membatasi daya pancar perangkat yang digunakan.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi"

Senin, 09 November 2009

Motherboard

A motherboard is the central printed circuit board (PCB) in many modern computers, and holds many of the crucial components of the system, while providing connectors for other peripherals. The motherboard is sometimes alternatively known as the main board, system board, or, on Apple computers, the logic board.[1] It is also sometimes casually shortened to mobo.[2]

Contents [hide]
1 History
2 Overview
2.1 CPU sockets
2.2 Integrated peripherals
2.3 Peripheral card slots
2.4 Temperature and reliability
2.5 Form factor
2.6 Nvidia SLI and ATI Crossfire
3 Bootstrapping using the BIOS
4 See also
5 References
6 External links


[edit] History
Prior to the advent of the microprocessor, a computer was usually built in a card-cage case or mainframe with components connected by a backplane consisting of a set of slots themselves connected with wires; in very old designs the wires were discrete connections between card connector pins, but printed-circuit boards soon became the standard practice. The central processing unit, memory and peripherals were housed on individual printed circuit boards which plugged into the backplane.

During the late 1980s and 1990s, it became economical to move an increasing number of peripheral functions onto the motherboard (see below). In the late 1980s, motherboards began to include single ICs (called Super I/O chips) capable of supporting a set of low-speed peripherals: keyboard, mouse, floppy disk drive, serial ports, and parallel ports. As of the late 1990s, many personal computer motherboards supported a full range of audio, video, storage, and networking functions without the need for any expansion cards at all; higher-end systems for 3D gaming and computer graphics typically retained only the graphics card as a separate component.

The early pioneers of motherboard manufacturing were Micronics, Mylex, AMI, DTK, Hauppauge, Orchid Technology, Elitegroup, DFI, and a number of Taiwan-based manufacturers.

Popular personal computers such as the Apple II and IBM PC had published schematic diagrams and other documentation which permitted rapid reverse-engineering and third-party replacement motherboards. Usually intended for building new computers compatible with the exemplars, many motherboards offered additional performance or other features and were used to upgrade the manufacturer's original equipment.

The term mainboard is archaically applied to devices with a single board and no additional expansions or capability. In modern terms this would include embedded systems, and controlling boards in televisions, washing machines etc. A motherboard specifically refers to a printed circuit with the capability to add/extend its performance/capabilities with the addition of "daughterboards".

[edit] Overview

An Acer E360 motherboard made by Foxconn, from 2005, with a large number of integrated peripherals. This board's nForce3 chipset lacks a traditional northbridge.Most computer motherboards produced today are designed for IBM-compatible computers, which currently account for around 90% of global PC sales[citation needed]. A motherboard, like a backplane, provides the electrical connections by which the other components of the system communicate, but unlike a backplane, it also hosts the central processing unit, and other subsystems and devices.

Motherboards are also used in many other electronics devices such as mobile phones, stop-watches, clocks, and other small electronic devices.

A typical desktop computer has its microprocessor, main memory, and other essential components on the motherboard. Other components such as external storage, controllers for video display and sound, and peripheral devices may be attached to the motherboard as plug-in cards or via cables, although in modern computers it is increasingly common to integrate some of these peripherals into the motherboard itself.

An important component of a motherboard is the microprocessor's supporting chipset, which provides the supporting interfaces between the CPU and the various buses and external components. This chipset determines, to an extent, the features and capabilities of the motherboard.

Modern motherboards include, at a minimum:

sockets (or slots) in which one or more microprocessors are installed[3]
slots into which the system's main memory is installed (typically in the form of DIMM modules containing DRAM chips)
a chipset which forms an interface between the CPU's front-side bus, main memory, and peripheral buses
non-volatile memory chips (usually Flash ROM in modern motherboards) containing the system's firmware or BIOS
a clock generator which produces the system clock signal to synchronize the various components
slots for expansion cards (these interface to the system via the buses supported by the chipset)
power connectors flickers, which receive electrical power from the computer power supply and distribute it to the CPU, chipset, main memory, and expansion cards.[4]

The Octek Jaguar V motherboard from 1993.[5] This board has 6 ISA slots but few onboard peripherals, as evidenced by the lack of external connectors.Additionally, nearly all motherboards include logic and connectors to support commonly-used input devices, such as PS/2 connectors for a mouse and keyboard. Early personal computers such as the Apple II or IBM PC included only this minimal peripheral support on the motherboard. Occasionally video interface hardware was also integrated into the motherboard; for example on the Apple II, and rarely on IBM-compatible computers such as the IBM PC Jr. Additional peripherals such as disk controllers and serial ports were provided as expansion cards.

Given the high thermal design power of high-speed computer CPUs and components, modern motherboards nearly always include heat sinks and mounting points for fans to dissipate excess heat.

[edit] CPU sockets
Main article: CPU socket
A CPU socket or CPU slot is an electrical component that attaches to a printed circuit board (PCB) and is designed to house a CPU (also called a microprocessor). It is a special type of integrated circuit socket designed for very high pin counts. A CPU socket provides many functions, including providing a physical structure to support the CPU, providing support for a heat sink, facilitating replacement (as well as reducing cost) and most importantly forming an electrical interface both with the CPU and the PCB. CPU sockets can most often be found in most desktop and server computers (laptops typically use surface mount CPUs), particularly those based on the Intel x86 architecture on the motherboard.

[edit] Integrated peripherals

Block diagram of a modern motherboard, which supports many on-board peripheral functions as well as several expansion slots.With the steadily declining costs and size of integrated circuits, it is now possible to include support for many peripherals on the motherboard. By combining many functions on one PCB, the physical size and total cost of the system may be reduced; highly-integrated motherboards are thus especially popular in small form factor and budget computers.

For example, the ECS RS485M-M,[6] a typical modern budget motherboard for computers based on AMD processors, has on-board support for a very large range of peripherals:

disk controllers for a floppy disk drive, up to 2 PATA drives, and up to 6 SATA drives (including RAID 0/1 support)
integrated ATI Radeon graphics controller supporting 2D and 3D graphics, with VGA and TV output
integrated sound card supporting 8-channel (7.1) audio and S/PDIF output
Fast Ethernet network controller for 10/100 Mbit networking
USB 2.0 controller supporting up to 12 USB ports
IrDA controller for infrared data communication (e.g. with an IrDA enabled Cellular Phone or Printer)
temperature, voltage, and fan-speed sensors that allow software to monitor the health of computer components
Expansion cards to support all of these functions would have cost hundreds of dollars even a decade ago, however as of April 2007[update] such highly-integrated motherboards are available for as little as $30 in the USA.

[edit] Peripheral card slots
A typical motherboard of 2009 will have a different number of connections depending on its standard.

A standard ATX motherboard will typically have: - 1x PCI-E 16x connection for a graphics card. - 2x PCI slots for various expansion cards. - 1x PCI-E 1x (which will eventually supersede PCI). A standard Super ATX motherboard will have: - 1x PCI-E 16x connection for a graphics card. - a varying number of PCI and PCI-E 1x slots. - It can sometimes also have a PCI-E 4x slot (This varies between brands and models).

Some motherboards have 2x PCI-E 16x slots, to allow more than 2 monitors without special hardware or to allow use of a special graphics technology called SLI (for Nvidia) and Crossfire (for ATI). These allow 2 graphics cards to be linked together, to allow better performance in intensive graphical computing tasks, such as gaming and video-editing.

As of 2007[update], virtually all motherboards come with at least 4x USB ports on the rear, with at least 2 connections on the board internally for wiring additional front ports that are built into the computer's case. Ethernet is also included now. This is a standard networking cable for connecting the computer to a network or a modem. A sound chip is always included on the motherboard, to allow sound to be output without the need for any extra components. This allows computers to be far more multimedia-based than before. Cheaper machines now often have their graphics chip built into the motherboard rather than a separate card.

[edit] Temperature and reliability
Motherboards are generally air cooled with heat sinks often mounted on larger chips, such as the northbridge, in modern motherboards. If the motherboard is not cooled properly, it can cause the computer to crash. Passive cooling, or a single fan mounted on the power supply, was sufficient for many desktop computer CPUs until the late 1990s; since then, most have required CPU fans mounted on their heat sinks, due to rising clock speeds and power consumption. Most motherboards have connectors for additional case fans as well. Newer motherboards have integrated temperature sensors to detect motherboard and CPU temperatures, and controllable fan connectors which the BIOS or operating system can use to regulate fan speed. Some higher-powered computers (which typically have high-performance processors and large amounts of RAM, as well as high-performance video cards) use a water-cooling system instead of many fans.

Some small form factor computers and home theater PCs designed for quiet and energy-efficient operation boast fan-less designs. This typically requires the use of a low-power CPU, as well as careful layout of the motherboard and other components to allow for heat sink placement.

A 2003 study[7] found that some spurious computer crashes and general reliability issues, ranging from screen image distortions to I/O read/write errors, can be attributed not to software or peripheral hardware but to aging capacitors on PC motherboards. Ultimately this was shown to be the result of a faulty electrolyte formulation.[8]

For more information on premature capacitor failure on PC motherboards, see capacitor plague.
Motherboards use electrolytic capacitors to filter the DC power distributed around the board. These capacitors age at a temperature-dependent rate, as their water based electrolytes slowly evaporate. This can lead to loss of capacitance and subsequent motherboard malfunctions due to voltage instabilities. While most capacitors are rated for 2000 hours of operation at 105 °C,[9] their expected design life roughly doubles for every 10 °C below this. At 45 °C a lifetime of 15 years can be expected. This appears reasonable for a computer motherboard, however many manufacturers have delivered substandard capacitors,[citation needed] which significantly reduce life expectancy. Inadequate case cooling and elevated temperatures easily exacerbate this problem. It is possible, but tedious and time-consuming, to find and replace failed capacitors on PC motherboards; it is less expensive to buy a new motherboard than to pay for such a repair.[citation needed]

[edit] Form factor
Main article: Comparison of computer form factors

microATX form factor motherboardMotherboards are produced in a variety of sizes and shapes ("form factors"), some of which are specific to individual computer manufacturers. However, the motherboards used in IBM-compatible commodity computers have been standardized to fit various case sizes. As of 2007[update], most desktop computer motherboards use one of these standard form factors—even those found in Macintosh and Sun computers which have not traditionally been built from commodity components.

Laptop computers generally use highly integrated, miniaturized, and customized motherboards. This is one of the reasons that laptop computers are difficult to upgrade and expensive to repair. Often the failure of one laptop component requires the replacement of the entire motherboard, which is usually more expensive than a desktop motherboard due to the large number of integrated components.

[edit] Nvidia SLI and ATI Crossfire
Nvidia SLI and ATI Crossfire technology allows two or more of the same series graphics cards to be linked together to allow faster graphics-processing capabilities. Almost all medium- to high-end Nvidia cards and most high-end ATI cards support the technology.

They both require compatible motherboards. There is an obvious need for 2x PCI-E 16x slots to allow two cards to be inserted into the computer. The same function can be achieved in 650i motherboards by NVIDIA, with a pair of x8 slots. Originally, tri-Crossfire was achieved at 8x speeds with two 16x slots and one 8x slot; albeit at a slower speed. ATI opened the technology up to Intel in 2006, and all new Intel chipsets now support Crossfire.

SLI is a little more proprietary in its needs. It requires a motherboard with Nvidia's own NForce chipset series to allow it to run (exception: select Intel X58 and P55 chipset based motherboards).

It is important to note that SLI and Crossfire will not usually scale to 2x the performance of a single card when using a dual setup. They also do not double the effective amount of VRAM or memory bandwidth.

[edit] Bootstrapping using the BIOS
Main article: booting
Motherboards contain some non-volatile memory to initialize the system and load an operating system from some external peripheral device. Microcomputers such as the Apple II and IBM PC used ROM chips, mounted in sockets on the motherboard. At power-up, the central processor would load its program counter with the address of the boot ROM, and start executing ROM instructions, displaying system information on the screen and running memory checks, which would in turn start loading memory from an external or peripheral device (disk drive). If none is available, then the computer can perform tasks from other memory stores or display an error message, depending on the model and design of the computer and version of the BIOS.

Most modern motherboard designs use a BIOS, stored in an EEPROM chip soldered to the motherboard, to bootstrap the motherboard. (Socketed BIOS chips are widely used, also.) By booting the motherboard, the memory, circuitry, and peripherals are tested and configured. This process is known as a computer Power-On Self Test (POST) and may include testing some of the following devices:

Motherboard

A motherboard is the central printed circuit board (PCB) in many modern computers, and holds many of the crucial components of the system, while providing connectors for other peripherals. The motherboard is sometimes alternatively known as the main board, system board, or, on Apple computers, the logic board.[1] It is also sometimes casually shortened to mobo.[2]

Contents [hide]
1 History
2 Overview
2.1 CPU sockets
2.2 Integrated peripherals
2.3 Peripheral card slots
2.4 Temperature and reliability
2.5 Form factor
2.6 Nvidia SLI and ATI Crossfire
3 Bootstrapping using the BIOS
4 See also
5 References
6 External links


[edit] History
Prior to the advent of the microprocessor, a computer was usually built in a card-cage case or mainframe with components connected by a backplane consisting of a set of slots themselves connected with wires; in very old designs the wires were discrete connections between card connector pins, but printed-circuit boards soon became the standard practice. The central processing unit, memory and peripherals were housed on individual printed circuit boards which plugged into the backplane.

During the late 1980s and 1990s, it became economical to move an increasing number of peripheral functions onto the motherboard (see below). In the late 1980s, motherboards began to include single ICs (called Super I/O chips) capable of supporting a set of low-speed peripherals: keyboard, mouse, floppy disk drive, serial ports, and parallel ports. As of the late 1990s, many personal computer motherboards supported a full range of audio, video, storage, and networking functions without the need for any expansion cards at all; higher-end systems for 3D gaming and computer graphics typically retained only the graphics card as a separate component.

The early pioneers of motherboard manufacturing were Micronics, Mylex, AMI, DTK, Hauppauge, Orchid Technology, Elitegroup, DFI, and a number of Taiwan-based manufacturers.

Popular personal computers such as the Apple II and IBM PC had published schematic diagrams and other documentation which permitted rapid reverse-engineering and third-party replacement motherboards. Usually intended for building new computers compatible with the exemplars, many motherboards offered additional performance or other features and were used to upgrade the manufacturer's original equipment.

The term mainboard is archaically applied to devices with a single board and no additional expansions or capability. In modern terms this would include embedded systems, and controlling boards in televisions, washing machines etc. A motherboard specifically refers to a printed circuit with the capability to add/extend its performance/capabilities with the addition of "daughterboards".

[edit] Overview

An Acer E360 motherboard made by Foxconn, from 2005, with a large number of integrated peripherals. This board's nForce3 chipset lacks a traditional northbridge.Most computer motherboards produced today are designed for IBM-compatible computers, which currently account for around 90% of global PC sales[citation needed]. A motherboard, like a backplane, provides the electrical connections by which the other components of the system communicate, but unlike a backplane, it also hosts the central processing unit, and other subsystems and devices.

Motherboards are also used in many other electronics devices such as mobile phones, stop-watches, clocks, and other small electronic devices.

A typical desktop computer has its microprocessor, main memory, and other essential components on the motherboard. Other components such as external storage, controllers for video display and sound, and peripheral devices may be attached to the motherboard as plug-in cards or via cables, although in modern computers it is increasingly common to integrate some of these peripherals into the motherboard itself.

An important component of a motherboard is the microprocessor's supporting chipset, which provides the supporting interfaces between the CPU and the various buses and external components. This chipset determines, to an extent, the features and capabilities of the motherboard.

Modern motherboards include, at a minimum:

sockets (or slots) in which one or more microprocessors are installed[3]
slots into which the system's main memory is installed (typically in the form of DIMM modules containing DRAM chips)
a chipset which forms an interface between the CPU's front-side bus, main memory, and peripheral buses
non-volatile memory chips (usually Flash ROM in modern motherboards) containing the system's firmware or BIOS
a clock generator which produces the system clock signal to synchronize the various components
slots for expansion cards (these interface to the system via the buses supported by the chipset)
power connectors flickers, which receive electrical power from the computer power supply and distribute it to the CPU, chipset, main memory, and expansion cards.[4]

The Octek Jaguar V motherboard from 1993.[5] This board has 6 ISA slots but few onboard peripherals, as evidenced by the lack of external connectors.Additionally, nearly all motherboards include logic and connectors to support commonly-used input devices, such as PS/2 connectors for a mouse and keyboard. Early personal computers such as the Apple II or IBM PC included only this minimal peripheral support on the motherboard. Occasionally video interface hardware was also integrated into the motherboard; for example on the Apple II, and rarely on IBM-compatible computers such as the IBM PC Jr. Additional peripherals such as disk controllers and serial ports were provided as expansion cards.

Given the high thermal design power of high-speed computer CPUs and components, modern motherboards nearly always include heat sinks and mounting points for fans to dissipate excess heat.

[edit] CPU sockets
Main article: CPU socket
A CPU socket or CPU slot is an electrical component that attaches to a printed circuit board (PCB) and is designed to house a CPU (also called a microprocessor). It is a special type of integrated circuit socket designed for very high pin counts. A CPU socket provides many functions, including providing a physical structure to support the CPU, providing support for a heat sink, facilitating replacement (as well as reducing cost) and most importantly forming an electrical interface both with the CPU and the PCB. CPU sockets can most often be found in most desktop and server computers (laptops typically use surface mount CPUs), particularly those based on the Intel x86 architecture on the motherboard.

[edit] Integrated peripherals

Block diagram of a modern motherboard, which supports many on-board peripheral functions as well as several expansion slots.With the steadily declining costs and size of integrated circuits, it is now possible to include support for many peripherals on the motherboard. By combining many functions on one PCB, the physical size and total cost of the system may be reduced; highly-integrated motherboards are thus especially popular in small form factor and budget computers.

For example, the ECS RS485M-M,[6] a typical modern budget motherboard for computers based on AMD processors, has on-board support for a very large range of peripherals:

disk controllers for a floppy disk drive, up to 2 PATA drives, and up to 6 SATA drives (including RAID 0/1 support)
integrated ATI Radeon graphics controller supporting 2D and 3D graphics, with VGA and TV output
integrated sound card supporting 8-channel (7.1) audio and S/PDIF output
Fast Ethernet network controller for 10/100 Mbit networking
USB 2.0 controller supporting up to 12 USB ports
IrDA controller for infrared data communication (e.g. with an IrDA enabled Cellular Phone or Printer)
temperature, voltage, and fan-speed sensors that allow software to monitor the health of computer components
Expansion cards to support all of these functions would have cost hundreds of dollars even a decade ago, however as of April 2007[update] such highly-integrated motherboards are available for as little as $30 in the USA.

[edit] Peripheral card slots
A typical motherboard of 2009 will have a different number of connections depending on its standard.

A standard ATX motherboard will typically have: - 1x PCI-E 16x connection for a graphics card. - 2x PCI slots for various expansion cards. - 1x PCI-E 1x (which will eventually supersede PCI). A standard Super ATX motherboard will have: - 1x PCI-E 16x connection for a graphics card. - a varying number of PCI and PCI-E 1x slots. - It can sometimes also have a PCI-E 4x slot (This varies between brands and models).

Some motherboards have 2x PCI-E 16x slots, to allow more than 2 monitors without special hardware or to allow use of a special graphics technology called SLI (for Nvidia) and Crossfire (for ATI). These allow 2 graphics cards to be linked together, to allow better performance in intensive graphical computing tasks, such as gaming and video-editing.

As of 2007[update], virtually all motherboards come with at least 4x USB ports on the rear, with at least 2 connections on the board internally for wiring additional front ports that are built into the computer's case. Ethernet is also included now. This is a standard networking cable for connecting the computer to a network or a modem. A sound chip is always included on the motherboard, to allow sound to be output without the need for any extra components. This allows computers to be far more multimedia-based than before. Cheaper machines now often have their graphics chip built into the motherboard rather than a separate card.

[edit] Temperature and reliability
Motherboards are generally air cooled with heat sinks often mounted on larger chips, such as the northbridge, in modern motherboards. If the motherboard is not cooled properly, it can cause the computer to crash. Passive cooling, or a single fan mounted on the power supply, was sufficient for many desktop computer CPUs until the late 1990s; since then, most have required CPU fans mounted on their heat sinks, due to rising clock speeds and power consumption. Most motherboards have connectors for additional case fans as well. Newer motherboards have integrated temperature sensors to detect motherboard and CPU temperatures, and controllable fan connectors which the BIOS or operating system can use to regulate fan speed. Some higher-powered computers (which typically have high-performance processors and large amounts of RAM, as well as high-performance video cards) use a water-cooling system instead of many fans.

Some small form factor computers and home theater PCs designed for quiet and energy-efficient operation boast fan-less designs. This typically requires the use of a low-power CPU, as well as careful layout of the motherboard and other components to allow for heat sink placement.

A 2003 study[7] found that some spurious computer crashes and general reliability issues, ranging from screen image distortions to I/O read/write errors, can be attributed not to software or peripheral hardware but to aging capacitors on PC motherboards. Ultimately this was shown to be the result of a faulty electrolyte formulation.[8]

For more information on premature capacitor failure on PC motherboards, see capacitor plague.
Motherboards use electrolytic capacitors to filter the DC power distributed around the board. These capacitors age at a temperature-dependent rate, as their water based electrolytes slowly evaporate. This can lead to loss of capacitance and subsequent motherboard malfunctions due to voltage instabilities. While most capacitors are rated for 2000 hours of operation at 105 °C,[9] their expected design life roughly doubles for every 10 °C below this. At 45 °C a lifetime of 15 years can be expected. This appears reasonable for a computer motherboard, however many manufacturers have delivered substandard capacitors,[citation needed] which significantly reduce life expectancy. Inadequate case cooling and elevated temperatures easily exacerbate this problem. It is possible, but tedious and time-consuming, to find and replace failed capacitors on PC motherboards; it is less expensive to buy a new motherboard than to pay for such a repair.[citation needed]

[edit] Form factor
Main article: Comparison of computer form factors

microATX form factor motherboardMotherboards are produced in a variety of sizes and shapes ("form factors"), some of which are specific to individual computer manufacturers. However, the motherboards used in IBM-compatible commodity computers have been standardized to fit various case sizes. As of 2007[update], most desktop computer motherboards use one of these standard form factors—even those found in Macintosh and Sun computers which have not traditionally been built from commodity components.

Laptop computers generally use highly integrated, miniaturized, and customized motherboards. This is one of the reasons that laptop computers are difficult to upgrade and expensive to repair. Often the failure of one laptop component requires the replacement of the entire motherboard, which is usually more expensive than a desktop motherboard due to the large number of integrated components.

[edit] Nvidia SLI and ATI Crossfire
Nvidia SLI and ATI Crossfire technology allows two or more of the same series graphics cards to be linked together to allow faster graphics-processing capabilities. Almost all medium- to high-end Nvidia cards and most high-end ATI cards support the technology.

They both require compatible motherboards. There is an obvious need for 2x PCI-E 16x slots to allow two cards to be inserted into the computer. The same function can be achieved in 650i motherboards by NVIDIA, with a pair of x8 slots. Originally, tri-Crossfire was achieved at 8x speeds with two 16x slots and one 8x slot; albeit at a slower speed. ATI opened the technology up to Intel in 2006, and all new Intel chipsets now support Crossfire.

SLI is a little more proprietary in its needs. It requires a motherboard with Nvidia's own NForce chipset series to allow it to run (exception: select Intel X58 and P55 chipset based motherboards).

It is important to note that SLI and Crossfire will not usually scale to 2x the performance of a single card when using a dual setup. They also do not double the effective amount of VRAM or memory bandwidth.

[edit] Bootstrapping using the BIOS
Main article: booting
Motherboards contain some non-volatile memory to initialize the system and load an operating system from some external peripheral device. Microcomputers such as the Apple II and IBM PC used ROM chips, mounted in sockets on the motherboard. At power-up, the central processor would load its program counter with the address of the boot ROM, and start executing ROM instructions, displaying system information on the screen and running memory checks, which would in turn start loading memory from an external or peripheral device (disk drive). If none is available, then the computer can perform tasks from other memory stores or display an error message, depending on the model and design of the computer and version of the BIOS.

Most modern motherboard designs use a BIOS, stored in an EEPROM chip soldered to the motherboard, to bootstrap the motherboard. (Socketed BIOS chips are widely used, also.) By booting the motherboard, the memory, circuitry, and peripherals are tested and configured. This process is known as a computer Power-On Self Test (POST) and may include testing some of the following devices:

Linux

Linux (diucapkan ˈlɪnəks atau /ˈlɪnʊks/)[1] adalah nama yang diberikan kepada sistem operasi komputer bertipe Unix. Linux merupakan salah satu contoh hasil pengembangan perangkat lunak bebas dan sumber terbuka utama. Seperti perangkat lunak bebas dan sumber terbuka lainnya pada umumnya, kode sumber Linux dapat dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas oleh siapapun.[2]

Nama "Linux" berasal dari nama kernelnya (kernel Linux), yang dibuat tahun 1991 oleh Linus Torvalds. Sistemnya, peralatan sistem dan pustakanya umumnya berasal dari sistem operasi GNU, yang diumumkan tahun 1983 oleh Richard Stallman. Kontribusi GNU adalah dasar dari munculnya nama alternatif GNU/Linux.[3]

Linux telah lama dikenal untuk penggunaannya di server, dan didukung oleh perusahaan-perusahaan komputer ternama seperti Dell, Hewlett-Packard, IBM, Novell, Oracle Corporation, Red Hat, dan Sun Microsystems. Linux digunakan sebagai sistem operasi di berbagai macam jenis perangkat keras komputer, termasuk komputer desktop, superkomputer,[4], dan sistem benam seperti pembaca buku elektronik, sistem permainan video (PlayStation 2, PlayStation 3 dan XBox[5]), telepon genggam dan router. Para pengamat teknologi informatika beranggapan kesuksesan Linux dikarenakan Linux tidak bergantung kepada vendor (vendor independence), biaya operasional yang rendah, dan kompatibilitas yang tinggi dibandingkan versi UNIX tak bebas, serta faktor keamanan dan kestabilannya yang tinggi dibandingkan dengan sistem operasi lainnya seperti Microsoft Windows. Ciri-ciri ini juga menjadi bukti atas keunggulan model pengembangan perangkat lunak sumber terbuka (opensource software).

Sistem operasi Linux yang dikenal dengan istilah distribusi Linux (Linux distribution) atau distro Linux umumnya sudah termasuk perangkat-perangkat lunak pendukung seperti server web, bahasa pemrograman, basisdata, tampilan desktop (desktop environment) (seperti GNOME dan KDE), dan paket aplikasi perkantoran (office suite) seperti OpenOffice.org, KOffice, Abiword, dan Gnumeric.

[sunting] Sejarah

Richard Stallman, pendiri proyek GNU, dan Linus Torvalds, pembuat kernel Linux
Sistem operasi Unix dikembangkan dan diimplementasikan pada tahun 1960-an dan pertama kali dirilis pada 1970. Faktor ketersediaannya dan kompatibilitasnya yang tinggi menyebabkannya dapat digunakan, disalin dan dimodifikasi secara luas oleh institusi-institusi akademis dan pada pebisnis.

Proyek GNU yang mulai pada 1984 memiliki tujuan untuk membuat sebuah sistem operasi yang kompatibel dengan Unix dan lengkap dan secara total terdiri atas perangkat lunak bebas.[6] Tahun 1985, Richard Stallman mendirikan Yayasan Perangkat Lunak Bebas dan mengembangkan Lisensi Publik Umum GNU (GNU General Public License atau GNU GPL). Kebanyakan program yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi (seperti pustaka, kompiler, penyunting teks, shell Unix dan sistem jendela) diselesaikan pada awal tahun 1990-an, walaupun elemen-elemen tingkat rendah seperti device driver, jurik dan kernel masih belum selesai pada saat itu.[7] Linus Torvalds pernah berkata bahwa jika kernel GNU sudah tersedia pada saat itu (1991), dia tidak akan memutuskan untuk menulis versinya sendiri.[8]

[sunting] MINIX
MINIX, sebuah sistem bertipe Unix yang ditujukan untuk penggunaan akademis dirilis oleh Andrew S. Tanenbaum pada tahun 1987. Kode sumber MINIX 1.0 tercantum dalam bukunya Operating Systems: Design and Implementation. Walaupun dapat secara mudah didapatkan, modifikasi dan pendistribusian ulang tidak diperbolehkan pada saat itu. Hak cipta dari kode sumbernya termasuk ke dalam hak cipta dari bukunya yang dipublikasikan oleh Prentice Hall. Sebagai tambahan, disain versi 16-bit dari MINIX kemudian tidak secara baik diadaptasikan kepada versi 32-bit dari arsitektur Intel 386 yang murah dan populer yang digunakan secara luas di komputer pribadi.

Tahun 1991, Torvalds mulai bekerja untuk membuat versi non-komersial pengganti MINIX sewaktu ia belajar di Universitas Helsinki.[9] Hasil kerjaannya itu yang kemudian akan menjadi kernel Linux.

Pada tahun 1992, Tanembaum menulis sebuah artikel di Usenet, mengklaim bahwa Linux sudah ketinggalan zaman. Dalam artikelnya, ia mengkritik Linux sebagai sebuah sistem operasi dengan rancangan monolitik dan terlalu terpaku dengan arsitektur x86 sehingga tidak bersifat portable, di mana digambarkannya sebagai sebuah "kesalahan mendasar".[10] Tanenbaum menyarankan bahwa mereka yang menginginkan sebuah sistem operasi modern harus melihat kepada sebuah rancangan yang berdasarkan kepada model mikrokernel. Tulisan tersebut menekankan tanggung jawab Torvalds yang berujung kepada sebuah debat tentang rancangan kernel monolitik dan mikrokernel.[10]

Sekarang ini Linux telah digunakan di berbagai domain, dari sistem benam[11] sampai superkomputer,[12] dan telah mempunyai posisi yang aman dalam instalasi server web dengan aplikasi LAMP-nya yang populer.[13] Pengembangan kernel Linux masih dilanjutkan oleh Torvalds, sementara Stallman mengepalai Yayasan Perangkat Lunak Bebas yang mendukung pengembangan komponen GNU. Selain itu, banyak individu dan perusahaan yang mengembangkan komponen non-GNU. Komunitas Linux menggabungkan dan mendistribusikan kernel, komponen GNU dan non-GNU dengan perangkat lunak manajemen paket dalam bentuk distribusi Linux.

[sunting] Pengucapan
Pada tahun 1992, Torvalds menjelaskan bagaimana ia mengeja kata Linux:

“ 'li' dieja dengan bunyi [ee] pendek, 'nux' juga pendek, non-diftong, seperti dalam pUt. Linux hanya merupakan nama kerja untuk sesuatu, dan karena saya menulisnya untuk menggantikan minix di sistemku, hasilnya adalah apa adanya... linus' minix menjadi linux. ”

Torvalds membuat sebuah contoh audio yang berisi suara bagaimana pengejaannya dalam bahasa Inggris dan Swedia.[14][15] Tetapi, sebuah wawancara dari dokumentasi tahun 2001 Revolution OS mengindikasikan bahwa cara pengejaannya sedikit berubah.[16]

Dalam bahasa Inggris, banyak orang cenderung mengeja Linux sebagai [ˈlɪnʊks] atau [ˈlɪnəks].

[sunting] Disain
Linux merupakan sistem operasi bertipe Unix modular. Linux memiliki banyak disain yang berasal dari disain dasar Unix yang dikembangkan dalam kurun waktu 1970-an hingga 1980-an. Linux menggunakan sebuah kernel monolitik, kernel Linux yang menangani kontrol proses, jaringan, periferal dan pengaksesan sistem berkas. Device driver telah terintegrasi ke dalam kernel.

Banyak fungsi-fungsi tingkat tinggi di Linux ditangani oleh proyek-proyek terpisah yang berintegrasi dengan kernel. Userland GNU merupakan sebuah bagian penting dari sistem Linux yang menyediakan shell dan peralatan-peralatan yang menangani banyak fungsi-fungsi dasar sistem operasi. Di atas kernel, peralatan-peralatan ini membentuk sebuah sistem Linux lengkap dengan sebuah antarmuka pengguna grafis yang dapat digunakan, umumnya berjalan di atas X Window System.

[sunting] Antarmuka pengguna
Lihat pula: Antarmuka pengguna
Linux dapat dikendalikan oleh satu atau lebih antarmuka baris perintah (command line interface atau CLI) berbasis teks, antarmuka pengguna grafis (graphical user interface atau GUI, yang umumnya merupakan konfigurasi bawaan untuk versi desktop).

Pada komputer meja, GNOME, KDE dan Xfce merupakan antarmuka pengguna yang paling populer,[17] walaupun terdapat sejumlah varian antarmuka pengguna. Antarmuka pengguna yang paling populer berjalan di atas X Window System (X), yang menyediakan transparansi jaringan yang memperolehkan sebuah aplikasi grafis berjalan di atas satu mesin tetapi ditampilkan dan dikontrol di mesin yang lain.

GUI yang lain memiliki X window manager seperti FVWM, Enlightenment, Fluxbox dan Window Maker. Manajer jendela menyediakan kontrol untuk penempatan dan penampilan dari jendela-jendela aplikasi individual serta interaksi dengan sistem jendela X.

Sebuah sistem Linux umumnya menyediakan sebuah antarmuka baris perintah lewat sebuah shell, yang merupakan cara tradisional untuk berinteraksi dengan sebuah sistem Unix. Sebuah distro Linux yang dikhususkan untuk lingkungan peladen mungkin hanya memiliki CLI sebagai satu-satunya antarmuka. Sebuah sistem yang tidak memiliki monitor hanya dapat dikontrol melalui baris perintah lewat protokol seperti SSH atau telnet.

Kebanyakan komponen tingkat rendah Linux, termasuk GNU Userland, menggunakan CLI secara ekslusif. CLI cocok untuk digunakan pada lingkungan otomasi tugas-tugas yang repetitif atau tertunda, dan menyediakan komunikasi inter-proses yang sangat sederhana. Sebuah program emulator terminal grafis sering digunakan untuk mengakses CLI dari sebuah Linux desktop.

[sunting] Pengembangan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Distribusi Linux

Sebuah ringkasan sejarah sistem operasi-sistem operasi bertipe Unix menunjukkan asal usul Linux. Perhatikan walaupun memiliki konsep dan disain arsitektur yang sama, Linux tidak memiliki kode sumber yang tidak bebas seperti halnya Unix atau Minix.Perbedaan utama antara Linux dan sistem operasi populer lainnya terletak pada kernel Linux dan komponen-komponennya yang bebas dan terbuka. Linux bukan satu-satunya sistem operasi dalam kategori tersebut, walaupun demikian Linux adalah contoh terbaik dan terbanyak digunakan. Beberapa lisensi perangkat lunak bebas dan sumber terbuka berdasarkan prinsip-prinsip copyleft, sebuah konsep yang menganut prinsip: karya yang dihasilkan dari bagian copyleft harus juga merupakan copyleft. Lisensi perangkat lunak bebas yang paling umum, GNU GPL, adalah sebuah bentuk copyleft, dan digunakan oleh kernel Linux dan komponen-komponen dari proyek GNU.

Sistem Linux berkaitan erat dengan standar-standar POSIX,[18] SUS,[19] ISO dan ANSI. Akan tetapi, baru distribusi Linux-FT saja yang mendapatkan sertifikasi POSIX.1.[20]

Proyek-proyek perangkat lunak bebas, walaupun dikembangkan dalam bentuk kolaborasi, sering dirilis secara terpisah. Akan tetapi, dikarenakan lisensi-lisensi perangkat lunak bebas secara eksplisit mengijinkan distribusi ulang, terdapat proyek-proyek yang bertujuan untuk mengumpulkan perangkat lunak-perangkat lunak tersebut dan menjadikannya tersedia dalam waktu bersamaan dalam suatu bentuk yang dinamakan distribusi Linux.

Sebuah distribusi Linux, yang umum disebut dengan "distro", adalah sebuah proyek yang bertujuan untuk mengatur sebuah kumpulan perangkat lunak berbasis Linux dan memfasilitasi instalasi dari sebuah sistem operasi Linux. Distribusi-distribusi Linux ditangani oleh individu, tim, organisasi sukarelawan dan entitas komersial. Distribusi Linux memiliki perangkat lunak sistem dan aplikasi dalam bentuk paket-paket dan perangkat lunak yang spesifik dirancang untuk instalasi dan konfigurasi sistem. Perangkat lunak tersebut juga bertanggung jawab dalam pemutakhiran paket. Sebuah Distribusi Linux bertanggung jawab atas konfigurasi bawaan, sistem keamanan dan integrasi secara umum dari paket-paket perangkat lunak sistem Linux.

[sunting] Komunitas

Sebuah sesi baris perintah menggunakan bash.Linux dikendalikan oleh pengembang dan komunitas penggunanya. Beberapa vendor mengembangkan dan mendanai distribusi mereka sendiri dengan dasar kesukarelaan. Debian merupakan contoh yang bagus. Yang lain memiliki versi komunitas dari versi komersialnya seperti yang Red Hat lakukan dengan Fedora.

Di banyak kota dan wilayah, asosiasi lokal yang dikenal dengan nama Kelompok Pengguna Linux (Linux Users Group atau LUG) mempromosikan Linux dengan mengadakan pertemuan, demonstrasi, pelatihan, dukungan teknis dan instalasi sistem operasi Linux secara gratis. Ada banyak juga komunitas Internet yang menyediakan dukungan terhadap pengembang dan pengguna Linux. Banyak proyek distribusi dan perangkat lunak sumber terbuka yang memiliki ruang percakapan IRC atau newsgroup. Forum daring merupakan bentuk lain untuk mendapatkan dukungan, contoh: LinuxQuestions.org dan forum Gentoo. Distribusi Linux memiliki [milis]] dengan pembagian topik seperti penggunaan atau pengembangan.

Ada beberapa situs web teknologi yang berfokuskan kepada Linux. Linux Weekly News adalah sebuah cernaan mingguan dari berita-berita yang berkaitan dengan Linux. Sementara itu Linux Journal merupakan majalah Linux daring yang dirilis setiap bulan. Slashdot adalah situs web berita yang berhubungan dengan teknologi yang memiliki banyak berita tentang Linux dan perangkat lunak bebas. Groklaw memiliki berita mendalam tentang kemajuan Linux dan memiliki banyak artikel yang berhubungan dengan kernel Linux serta hubungannya dengan GNU dalam proyek GNU. Majalah Linux cetakan umumnya memiliki cakram sampul yang memuat perangkat lunak atau bahkan distribusi Linux lengkap.[21][22]

Walaupun Linux secara umum tersedia secara gratis, beberapa perusahaan besar menjalani model bisnis yang terdiri dari penjualan, dukungan dan kontribusi terhadap Linux dan perangkat lunak bebas; ini termasuk Dell, IBM, HP, Sun Microsystems, Novell, dan Red Hat. Lisensi perangkat lunak bebas di mana digunakan Linux secara eksplisit mengakomodasi komersialisasi; hubungan antara Linux dan vendor-vendor individual dapat dilihat sebagai suatu simbiosis. Satu model bisnis yang umum dari pemasok komersial yaitu dengan mengenakan biaya atas dukungan khususnya terhadap pengguna-pengguna kalangan bisnis. Sejumlah perusahaan menawarkan versi bisnis dari distribusi Linux mereka, antara lain berupa dukungan atas paket-paket tak bebas dan alat bantu untuk mengatur sejumlah besar instalasi atau untuk memudahkan tugas-tugas administratif. Model bisnis yang lain adalah dengan memberikan perangkat lunak secara gratis untuk penjualan perangkat keras.

[sunting] Pemrograman di Linux
Kebanyakan distribusi Linux mendukung banyak bahasa pemrograman. Koleksi peralatan untuk membangun aplikasi dan program-program sistem operasi yang umum terdapat di dalam GNU toolchain, yang terdiri atas GNU Compiler Collection (GCC) dan GNU build system. GCC menyediakan kompilator untuk Ada, C, C++, Java, dan Fortran. Kernel Linux sendiri ditulis untuk dapat dikompilasi oleh GCC. Kompilator tak bebas (proprietary) untuk Linux antara lain adalah Intel C++ Compiler dan IBM XL C/C++ Compiler.

Kebanyakan distribusi juga memiliki dukungan untuk Perl, Ruby, Python dan bahasa pemrograman dinamis lainnya. Contoh bahasa pemrograman yang tidak umum tetapi tetap mendapat dukungan di Linux antara lain adalah C# dengan proyek Mono yang disponsori oleh Novell, dan Scheme. Sejumlah Java Virtual Machine dan peralatan pengembang jalan di Linux termasuk Sun Microsystems JVM (HotSpot), dan J2SE RE IBM, serta proyek-proyek sumber terbuka lainnya seperti Kaffe. Dua kerangka kerja utama untuk pengembangan aplikasi grafis di Linux adalah GNOME dan KDE. Proyek-proyek ini berbasiskan GTK+ dan Qt. Keduanya mendukung beragam bahasa pemrograman. Untuk Integrated development environment terdapat Anjuta, Code::Blocks, Eclipse, KDevelop, Lazarus, MonoDevelop, NetBeans, dan Omnis Studio, sedangkan penyunting teks yang telah lama tersedia adalah Vim dan Emacs.[23]

[sunting] Penggunaan
Sebagian besar distribusi Linux didisain untuk penggunaan umum di komputer meja dan peladen, tetapi terdapat distribusi yang dikhususkan untuk tujuan dan lingkungan yang berbeda yang tergantung kepada dukungan arsitektur komputer, sistem benam, stabilitas, keamanan, lokalisasi ke wilayah atau bahasa tertentu, kelompok pengguna tertentu, dukungan aplikasi waktu nyata, atau lingkungan desktop tertentu. Beberapa distribusi bahkan mengikutkan hanya perangkat lunak bebas. Sekarang ini ada sekitar tiga ratus distribusi yang secara aktif dikembangkan, dengan sekitar selusin distribusi yang menjadi terpopuler untuk penggunaan secara umum.[24]

Linux adalah sistem operasi yang di-porting secara luas. Kernel Linux awalnya didisain hanya untuk mikroprosesor Intel 80386, sekarang kernel Linux telah jalan di beragam arsitektur komputer antara lain di perangkat hand-held iPAQ berbasis ARM, komputer mainframe IBM System z9, dari peralatan berupa telepon bergerak hingga superkomputer.[25] Terdapat distribusi yang dikhususkan untuk sejumlah kecil arsitektur. Fork kernel ELKS dapat dijalankan di mikroprosesor 16-bit Intel 8086 atau Intel 80286, sementara fork kernel µClinux dapat dijalankan di atas sistem yang tidak memiliki sebuah unit manajemen memori.

[sunting] Komputer meja
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Linux untuk komputer meja
Walaupun masih terdapat kekurangan dalam hal porting Linux untuk beberapa perangkat lunak Mac OS X dan Microsoft Windows untuk domain seperti desktop publishing[26] dan audio profesional,[27][28][29] aplikasi yang secara kasar sama dengan aplikasi-aplikasi untuk Mac dan Windows tersebut tersedia di Linux.[30]

Kebanyakan distribusi Linux menyediakan sebuah program untuk melihat daftar ribuan perangkat lunak bebas yang telah diuji dan dikonfigurasi untuk sebuah distribusi yang spesifik. Program-program bebas ini dapat diunduh dan diinstal dengan satu klik tetikus dan sebuah tanda tangan digital menjamin bahwa tidak ada seorangpun yang menambahkan virus atau spyware ke program-program tersebut.

Banyak perangkat lunak bebas yang populer di Windows seperti Pidgin, Mozilla Firefox, Openoffice.org dan GIMP. Jumlah perangkat lunak berbayar di Linux juga semakin bertambah[31] seperti Adobe Flash Player, Acrobat Reader, Matlab, Nero Burning ROM, Opera, RealPlayer, dan Skype. Dalam animasi dan efek visual, terdapat juga perangkat lunak di Linux seperti halnya Windows seperti AutoDesk Maya, Softimage XSI dan Apple Shake. CrossOver merupakan perangkat lunak berbayar berbasis proyek sumber terbuka Wine yang dapat menjalankan versi lama dari Microsoft Office dan Adobe Photoshop. Microsoft Office 2007 dan Adobe Photoshop CS3 diketahui dapat dijalankan[32][33]




[sunting] Hak cipta dan Merek Dagang
Linux kernel dan kebanyakan perangkat lunak GNU menggunakan GNU General Public License (GPL) sebagai basis lisensinya. GPL mengharuskan siapapun yang mendistribusikan kernel linux harus membuat kode sumber (dan semua modifikasi atas itu) tersedia bagi pengguna dengan kriteria yang sama. Tahun 1997, Linus Torvald menyatakan, “Menjadikan Linux berbasis GPL sungguh merupakan hal terbaik yang pernah saya lakukan.”[34] Komponen penting lain dalam sistem Linux diijinkan menggunakan lisensi selain dari GPL; banyak pustaka menggunakan GNU Lesser General Public License (LGPL), varian GPL yang lebih moderat, dan sistem X Window System menggunakan MIT License.

Linus Torvald telah menyatakan ke khayalak umum bahwa ia tidak akan memindahkan lisensi kernel Linux yang saat ini menggunakan GPL versi 2 ke GPL versi 3, yang ditembangkan pada pertengahan tahun 2007, dengan alasan beberapa ketentuan yang terdapat pada lisensi baru tersebut melarang penggunaan perangkat lunak dalam manajemen hak digital (Inggris: Digital rights management).[35][36]

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2001 terhadap Red Hat Linux 7.1 menemukan bahwa distro perangkat lunak tersebut terdiri atas 30 juta baris kode. Dengan menggunakan algoritma model biaya konstruktif (Inggris:Constructive Cost Model), penelitian itu memperkirakan bahwa distro tersebut membutuhkan waktu kira-kira delapan ribu tahun kerja untuk mengembangkannya. Menurut penelitian tersebut, jika semua elemen dari perangkat lunak tersebut dikembangkan dengan cara konvensional dalam artian sebagai perangkat lunak tertutup, pengembangan distro tersebut akan menelan biaya sebesar 1,08 miliar dolar (basis nilai tukar dolar tahun 2000) untuk dikembangkan di Amerika Serikat.[37]

Kebanyakan dari kode (71%) ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman C, namun banyak bahasa lainnya juga ikut terlibat seperti C++, Assembly, Perl, Python, Fortran, dan berbagai bahasa skrip lain. Lebih dari separuh dari seluruh kode dilisensikan di bawah naungan GPL. Kernel linux itu sendiri terdiri atas 2,4 juta baris kode, atau sekitar 8% dari total keseluruhan.[37]

Penelitian lainnya menghasilkan analisis yang sama terhadap distro Debian GNU/Linux versi 4.0.[38] Distro tersebut terdiri atas lebih dari 283 juta baris kode, dan penelitian tersebut memperkirakan biaya pengembangan yang dibutuhkan sebesar 5,4 miliar euro jika dikembangkan sebagai perangkat linak tertutup.

Di Amerika Serikat, Linux merupakan merek dagang (SN: 1916230) yang dimiliki oleh Linus Torvalds. Linux terdaftar sebagai "Program sistem operasi komputer bagi penggunaan komputer dan operasi". Merek dagang ini didaftarkan setelah ada suatu kejadian di mana seorang pemalsu bernama William R Della Croce Jr mulai mengirim surat kepada para distributor Linux dan megklaim trademark Linux adalah hakmiliknya serta meminta royalti sebanyak 10% dari mereka. Para distributor Linux mulai mendorong agar trademark yang asli diberikan kepada Linus Torvalds. Pemberian lisensi trademark Linux sekarang dibawah pengawasan Linux Mark Institute.

[sunting] Distribusi Linux
Lihat juga Distribusi Linux

Terdapat banyak distribusi Linux (lebih dikenali sebagai distro) yang dibuat oleh individu, grup, atau lembaga lain. Masing-masing disertakan dengan program sistem dan program aplikasi tambahan, di samping menyertakan suatu program yang memasang keseluruhan sistem di komputer (installer program).

Inti di setiap distribusi Linux adalah kernel, koleksi program dari proyek GNU (atau proyek lain), cangkang (shell), dan aturcara utilitas seperti pustaka (libraries), kompilator, dan penyunting (editor). Kebanyakan sistem juga menyertakan aturcara dan utilitas yang bukan-GNU. Bagaimanapun, utilitas tersebut dapat dipisahkan dan sistem ala UNIX masih tersedia. Beberapa contoh adalah aturcara dan utiliti dari BSD dan sistem grafik-X (X-Window System). X menyediakan antarmuka grafis (GUI) yang umum untuk Linux.

Contoh-contoh distribusi Linux :

Ubuntu dan derivatifnya : Sabily (Ubuntu Muslim Edition), Kubuntu, Xubuntu, Edubuntu, GoBuntu
SuSE
Fedora
Mandriva
Slackware
Debian
PCLinuxOS
Knoppix
Xandros
[sunting] Aplikasi Sistem Operasi Linux
Pengguna Linux, yang pada umumnya memasang dan melakukan sendiri konfigurasi terhadap sistem, lebih cenderung mengerti teknologi dibanding pengguna Microsoft Windows atau Mac OS. Mereka sering disebut hacker atau geek. Namun stereotipe ini semakin berkurang dengan peningkatan sifat ramah-pengguna Linux dan makin luasnya pengguna distribusi. Linux telah membuat pencapaian yang cukup baik dalam pasaran komputer server dan komputer tujuan khusus, seperti mesin render gambar dan server web. Linux juga mulai populer dalam pasaran komputer desktop.

Linux merupakan asas kepada kombinasi program-server LAMP, kependekan dari Linux, Apache, MySQL, Perl/PHP/Python. LAMP telah mencapai popularitas yang luas di kalangan pengembang Web.

Linux juga sering digunakan sebagai sistem operasi embeded. Biaya pengadaan Linux yang murah memungkinkan penggunaannya dalam peralatan seperti simputer, yaitu komputer berbiaya rendah yang ditujukan pada penduduk berpendapatan rendah di Negara-negara berkembang.

Dengan lingkungan desktop seperti KDE dan GNOME, Linux menawarkan antarmuka pengguna yang lebih menyerupai Apple Macintosh atau Microsoft Windows daripada antarmuka baris teks seperti Unix. Oleh karena itu, lebih banyak program grafik dapat ditemui pada Linux yang menawarkan berbagai fungsi yang ada pada utilitas komersil.

[sunting] Pasar serta kemudahan pemakaian
Saat ini, linux yang pada awalnya hanya merupakan sistem operasi yang digunakan oleh peminat komputer, telah menjadi sistem yang lebih mudah digunakan (user-friendly), dilengkapi dengan antarmuka grafis dan ketersediaan berbagai macam aplikasi yang lebih mirip dengan sistem operasi lainnya, daripada hanya sebatas baris perintah Unix. Namun kesan ini telah menimbulkan banyak kritikan, termasuk dari pendukung Linux. Mereka berpendapat bahwa Linux dan proyek program bebas masih belum mencapai faktor "kemudahanan dalam pemakaian" yang memuaskan. Persoalan tentang kemudahan Linux dibanding Windows atau Macintosh masih menjadi isu perdebatan yang hangat. Pasaran Linux pada segmen komputer meja masih lebih kecil namun semakin berkembang. Menurut Lembaga Penyelidikan Pasaran IDC, besar pasaran Linux pada tahun 2002 adalah 25% pada segmen server, dan 2.8% pada segmen pasar Komputer pribadi.

Bagi mereka yang terbiasa menggunakan Windows atau Macintosh, Linux mungkin terasa lebih sukar, hal ini disebabkan karena perbedaan dalam melakukan berbagai kerja komputer. Dan lagi, pengguna perlu mengganti program yang sering mereka gunakan dengan program lain sebagai pengganti bila program tersebut tidak didapati dalam Linux (atau pilihan yang agak terbatas, misalnya permainan komputer). Faktor lain adalah sifat keraguraguan pengguna untuk melepaskan sistem operasi mereka yang biasa mereka pergunakan (banyak pengguna masih menggunakan Windows). Selain itu, kebanyakan komputer baru telah dilengkapi dengan sistem operasi Windows siap pakai (preinstalled). Faktor-faktor ini menyebabkan perkembangan Linux yang agak lambat.

Walau bagaimanapun, kelebihan Linux seperti biaya rendah, sekuritas yang lebih aman, dan tidak bergantung pada vendor, telah meningkatkan penggunaan yang luas di kalangan korporasi dan perkantoran. Dalam situasi ini, halangan yang disebut di atas dapat dikurangi karena hanya aplikasi/utiliti yang terbatas digunakan, serta administrasi dan konfigurasi komputer (administration) dikendalikan oleh sekumpulan pekerja pakar IT yang sedikit.

Terdapat berbagai kajian yang dilakukan terbatas biaya serta kemudahanan Linux. Relevantive (sebuah lembaga berpusat di Berlin, yang mengkhususkan diri dalam riset lembaga tentang ke'mudahan'an program, serta servis web) telah membuat kesimpulan bahawa ke-dapatpakai-an Linux dalam pekerjaan dengan menggunakan komputer meja adalah hampir sama dengan Windows XP. Bagaimanapun, kajian oleh IDC (yang dibiayai oleh Microsoft) mengklaim bahwa Linux mempunyai biaya pemilikan (Total Cost of Ownership) yang lebih tinggi dibanding Windows.

Linux juga sering dikritik karena jadwal penembangannya yang tidak dapat diduga. Secara langsung, menyebabkan minat penggunaan linux pada lapisan pengguna Enterprise lebih kecil dibandingkan sistem operasi lain (Sumber:Marcinkowski, 2003). Disamping itu, ragam pilihan distribusi Linux yang cukup banyak juga dikatakan membingungkan konsumer, dan vendor program.

[sunting] Instalasi
Proses instalasi Linux yang sukar seringkali menjadi penghalang bagi pengguna baru, namun proses ini sekarang sudah menjadi lebih mudah. Dengan penerimaan Linux oleh beberapa pabrikan komputer pribadi besar, komputer terpasang (built up) dengan distribusi Linux siap pakai saat ini banyak tersedia. Selain itu, terdapat juga distribusi Linux yang dapat dijalankan (boot) secara langsung dari cakram optik (CD) tanpa perlu diinstalasi ke cakram keras (hard disk); hal ini dikenal dengan istilah Live CD. Contoh distribusi dalam bentuk Live CD adalah Knoppix/Gnoppix, Kubuntu/Ubuntu dan Gentoo. Saat ini hampir semua distribusi Linux menyediakan versi Live CD untuk produknya. ISO image untuk cakram optik untuk distribusi Linux tersebut biasanya dapat diunduh dari Internet, dibakar ke CD, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai CD yang siap untuk proses boot.

Instalasi Linux juga merupakan instalasi berupa suite, yaitu dimana penginstalasian tersebut secara otomatis menginstalasi program-program standar, seperti pemutar MP3, Office Suite, dan pengolah gambar.

[sunting] Konfigurasi
Konfigurasi setelan Linux dan aplikasi di atasnya banyak yang dilakukan lewat berkas teks di direktori /etc. Pada perkembangan selanjutnya, utilitas seperti Linuxconf dan GNOME System Tools memudahkan pekerjaan ini lewat antarmuka grafik. Kendati demikian, baris perintah (command line) tetap merupakan cara yang paling umum digunakan.

[sunting] Dukungan
Dukungan bagi Linux biasanya didapatkan melalui peer(dalam konteks ini maksudnya kelompok pengguna linux/KPLI) - pengguna Linux lain di dalam forum internet, IRC, newsgroup dan mailing list. Kelompok Pengguna Linux (LUG, Linux User Group) telah didirikan di seluruh dunia untuk membantu pengguna lokal, pengguna baru, dan pengguna berpengalaman. Di Indonesia kelompok ini tergabung dalam KPLI daerah seperti KPLI Jakarta, KPLI Bandung, KPLI Jogja dan masih banyak lainnya. Bantuan termasuk instalasi, penggunaan, pengadaan serta menggalakkan pengembangan sistem Linux.

Dukungan resmi Linux di Indonesia dapat diperoleh di Linux User Group (LUG) Indonesia atau http://www.lugi.or.id atau http://www.infolinux.or.id

Dukungan komersil bagi distribusi Linux secara umum menggunakan model bisnis dengan menyediakan dukungan teknis. Dukungan pihak ketiga juga sudah tersedia.

[sunting] Skala Usaha Pembangunan Linux
Sebuah studi (More Than a Gigabuck: Estimating GNU/Linux's Size [2]) Terhadap Red Hat Linux 7.1 menemukan bahwa distribusi ini berisi 30 juta baris kode sumber (‘’source lines of code (SLOC)’’). Menggunakan model biaya COCOMO studi ini menunjukan bahwa distribusi ini memerlukan waktu pengembangan sebanyak 8000 tahun, apabila software ini di kembangkan dengan cara proprietary konvensional. Dan akan menghabiskan sekitar 1.08 miliar dolar (dolar tahun 2000) untuk dikembangkan di Amerika Serikat.

Mayoritas dari kode (71%) ditulis dalam C, namun banyak bahasa lain digunakan, termasuk C++ shell scripts, Lisp, assembly language, Perl, Fortran dan Python.

Sekitar setengah dari kodenya di lisensikan di bawah GPL.

Kernel Linux mengandung 2.4 juta baris kode, atau sekitar 8% dari total kode yang dipakai dalam sebuah distribusi/distro. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas dari distribusi Linux terdiri dari kode yang tidak terkandung dalam Kernel Linux.

[sunting] "GNU/Linux"
Lihat Kontroversi Penamaan GNU/Linux

GNU adalah singkatan dari GNU's Not Unix.

Disebabkan utiliti-utiliti dari proyek sistem operasi bebas GNU - tanpa ini sistem Linux tidak akan menyerupai sistem Unix dalam perspektif pengguna - Richard Stallman dari GNU/FSF memohon agar kombinasi sistem (proyek GNU dan kernel Linux), disebut sebagai "GNU/Linux". Pengguna distribusi Linux dari proyek Debian lebih cenderung menggunakan nama tersebut. Kebanyakan pengguna lebih mudah menggunakan istilah "Linux".

[sunting] Tindakan Undang-undang (Litigasi)
Artikel utama: SCO Vs IBM Pada bulan Maret 2003, Grup SCO (SCOG - SCO Group) telah mengeluarkan gugatan terhadap IBM yang mengklaim bahwa IBM telah memasukkan sebagin besar dari bahan intelektual milik SCOG (kode sumber) ke dalam kernel Linux, di mana hal ini merupakan pelanggaran terhadap lisensi IBM untuk menggunakan UNIX. Disebutkan bahwa lisensi tersebut dipegang oleh Kelompok SCO. Tambahan lagi, Kelompok SCO juga telah mengirim surat kepada beberapa lembaga dan memberi ancaman tentang penggunaan Linux tanpa lisensi dari kelompok SCO akan menerima tindakan dari mereka. Kelompok SCO juga mengeluarkan pernyataan pada media massa bahwa mereka akan menggugat pengguna Linux selanjutnya. Kontroversi ini telah mencetus beberapa kecaman oleh Kelompok SCO terhadap Novell, DaimlerChrysler, dan AutoZone, selain gugatan balik oleh Red Hat dan pihak lain terhadap SCOG.